Vita mengatakan, semangat SIG mendukung pembangunan rendah karbon sebagai respons isu keberlanjutan seperti perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya, mendorong perusahaan memperkuat fokus penerapan prinsip keberlanjutan.
“SIG berkomitmen menjadi motor penggerak transisi ke ekonomi hijau dengan memprioritaskan pembangunan rendah karbon,” ungkapnya.
Menurut Vita, penggunaan biomassa itu berasal dari sekam padi, bonggol jagung, cangkang mete, dan cangkang sawit.
Selain Biomassa, SIG memanfaatkan sampah perkotaan sebagai bahan bakar alternatif melalui teknologi refuse-derived fuel (RDF) di Pabrik SBI Narogong dan Cilacap.
Melalui SBI, SIG telah memelopori terwujudnya fasilitas RDF pertama di Indonesia yang berlokasi di Jeruklegi, Cilacap. Sementara di area PT Semen Tonasa, SIG melakukan konservasi keanekaragaman hayati (kehati) dan situs prasejarah di Taman Kehati dan Geopark Bulu Sipong.(*)
