Peneliti USK Kembangkan Beton Berbahan Limbah Biomassa Sawit

USK
Penandatanganan kerja sama penelitian Grant Riset Sawit 2023. (Foto: Humas USK)

Peneliti USK Raih Hibah Rp1,6 Milliar

Biomassabiru.com, NAD – Proposal riset yang diajukan peneliti Universitas Syiah Kuala (USK) lolos seleksi Grant Riset Sawit 2023 (GRS 2023).

Proposal dengan judul “Penelitian dan Pengembangan Industri Beton Precast Berbasis Foam Concrete dengan Bahan Substitusi Limbah Biomassa Sawit” mendapatkan hibah sebesar Rp1,6 miliar dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Sebagai bentuk komitmen dan kerja sama, baru-baru ini telah ditandatangani kontrak penelitian antara Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) USK dan Direktur Utama BPDPKS.

Ketua peneliti, Prof Dr Izarul Machdar dan anggota peneliti Dr Abdullah, keduanya dari Fakultas Teknik USK, menyebutkan bahwa durasi penelitian berlangsung selama 2 tahun.

Pada tahun pertama, luaran yang dapat dicapai dari penelitian dan pengembangan ini adalah produk foam agent untuk pembuatan foam concrete, data uji XRD dan SEM EDX, data uji fisis beton berupa kuat tekan dan kuat tarik beton, dokumen gambar dan perhitungan volume kebutuhan foam concrete untuk setiap modul, draft paten metodologi pembuatan foam concrete berbasis cangkang sawit yang dimodifikasi, publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi, dan dokumen TKT level 4/5.

Sementara pada tahun kedua, luaran yang diharapkan berupa tersedianya modul-modul beton siap untuk dilakukan di konstruksi lapangan, data uji fisis beton berupa kuat tekan dan kuat tarik, terbangunnya 1 unit rumah type 36 yang terbuat dari foam concrete, 1 unit jembatan dengan panjang 10m di lingkungan perkebunan sawit, 1 jalan akses dengan panjang 100m, dan saluran drainase dengan panjang 50m, publikasi ilmiah pada jurnal internasional, paten terdaftar, dan dokumen TKT level 6/7.

Sementara itu, Rektor USK Prof Dr Marwan menyampaikan terima kasih kepada Direktur Utama BPDPKS atas kerja sama yang selama ini terjalin.

Menurutnya, Aceh memiliki banyak kebun sawit yang membutuhkan keterlibatan peneliti dari hulu ke hilir sehingga perlu ditangani dengan baik.

“Kajian ini dapat meningkatkan potensi pemanfaatan limbah biomassa sawit dalam industri beton ringan precast, sekaligus memberikan solusi inovatif untuk bangunan ramah gempa, mendukung akses dalam aktivitas perkebunan sawit, dan isu-isu lingkungan yang berkaitan dengan industri sawit,” paparnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat (6/10/2023).

Ketua LPPM USK, Prof Dr Taufik Fuadi Abidin menambahkan, penandatanganan dokumen perjanjian kerja sama GRS tersebut perlu disyukuri mengingat bahwa upaya penanganan limbah sawit merupakan isu lingkungan yang sangat penting dan menjadi perhatian semua pihak. 

“Kepakaran para peneliti dalam bidang yang akan dikaji dan dikembangkan ini tidak perlu diragukan lagi. Prof Izarul adalah pakar dalam bidang teknik kimia dan Dr Abdullah adalah pakar dalam bidang beton precast berbasis foam concrete,” Pungkasnya.(*)

Source: elaeis.co

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *