Biomassabiru.com, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan budidaya kaliandra merah untuk dikembangkan sebagai biomassa. Kaliandra merah tersebut nantinya akan diolah menjadi wood pellet, bahan bakar campuran batu bara (co-firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Sebagai informasi, hasil budidaya kaliandra merah ini pada mulanya akan dimanfaatkan Bukit Asam untuk kebutuhan PLTU sendiri. Namun, tidak menutup kemungkinan juga akan dijual kepada pihak lain nantinya.
Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, budidaya kaliandra merah merupakan salah satu langkah PTBA dalam mendukung transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan pemerintah.
Baca juga: Inilah 5 Kendala Co-Firing Biomassa untuk Dorong Transisi Energi
“PTBA terus menjalankan transformasi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Kaliandra merah diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Selaras dengan kebijakan Pemerintah mengenai pengurangan emisi,” kata Arsal dalam keterangan resmi, Selasa (10/10/23).
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Rafli Yandra menerangkan bahwa tanaman ini dipilih karena kayunya memiliki nilai kalor yang tinggi, pertumbuhannya cepat, mudah tumbuh pada berbagai kondisi, serta cepat bertunas.
“Kaliandra merah juga menyerap karbon dari udara untuk memproduksi biomassa. Dengan mencampurkan biomassa dan batu bara, maka emisi dapat dikurangi,” ujar Rafli.
Dalam budidayanya, PTBA melibatkan tim peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.
Penanaman kaliandra merah di atas lahan seluas 80 hektare (ha) ini berpotensi mengurangi emisi karbon sebesar 119,18 ton/ha/tahun. Selain itu juga menjadi penyimpan biomassa sebesar 11.805 ton untuk dijadikan wood pellet dengan kalori berkisar 4.500-4.700 kcal/kg, yang diharapkan bisa digunakan untuk cofiring PLTU.(*)