Pentingnya Melibatkan Pelaku Usaha Dalam Pengelolahan Sampah

Teknologi Modern

Sedangkan CEO PT Maharaksa Biru Energi Tbk Bobby Gafur Umar mengatakan, setiap tahunnya Indonesia menghasilkan sampah lebih dari 60 juta ton, dan per hari bisa mencapai 175 ribu ton dengan komposisi sekitar 65% sampah organik, dan sisanya sampah anorganik.

Bacaan Lainnya

Dari sampah anorganik tersebut, sekitar 15% berupa sampah plastik. “Kalau di negara-negara maju, mereka sudah dari dulu memiliki sistem pengelolaan sampah yang terstruktur dari sejak sampah rumah tangga hingga pengolahan akhir, dengan memanfaatkan teknologi modern.

Jadi untuk menyelesaikan permasalahan sampah, paling mudah adalah dengan waste energy, yaitu sampah dibakar untuk menghasilkan energi yang bisa dimanfaatkan, yaitu energi listrik. Tapi tentunya harus mengikuti standar emisi karbon global, yaitu harus rendah emisi karbon dan masuk dalam nilai keekonomiannya bagi investor.

Begitu investor mendapat sertifikasi karbon, kata Bobby, mereka juga bisa mendapatkan dukungan pendanaan murah dalam waste energy ini. “Karena kalau untuk mendapatkan pendanaan komersial, pasti tidak feseable,” ujar dia. Menurut Bobby, konsep circular energy sudah berjalan saat ini.

Seperti misalnya pemulung yang memilah-milah plastik high grade, dan diserahkan ke pengumpul, untuk selanjutnya diolah oleh industri daur ulang . “Ini ada juga startup-startup baru, anak-anak muda yang memakai pola baru yaitu pengumpulan sampah melalui bank sampah, yaitu menukar sampah dengan poin atau minyak goreng atau barang lainnya. Ini suatu gerakan bagus yang melibatkan circular economy tadi, meski secara volume memang perlu waktu,” ujar dia.

Bobby menilai, mekanisme pengelolaan sampah seperti di negara-negara maju masih relatif sulit untuk diterapkan di Indonesia. “Di Indonesia masih panjang perjalanan untuk dipisah-pisahkan, jadi yang paling gampang adalah sistem persampahan di kota-kota harus dikelola dengan baik, yaitu mulai dari rumah sampai dengan tempat pembakaran. Tetapi semuanya harus dikelola secara green, hingga bahan bakar energi untuk truk pengangkut sampahnya juga seharusnya green. Jadi dari collecting sampai pengangkutan semuanya harus green,” ujar dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *