Terobosan PT Mentari Biru Energi

PERKEMBANGAN USAHA TANI KENAF

BIOMASSABIRU.COM,PANGKALPINANG-Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) merupakan tanaman penghasil serat. Selain untuk bahan baku kemasan produk-produk pertanian/perkebunan, serat kenaf dapat digunakan sebagai bahan berbagai produk, seperti: kertas, pelapis dinding, interior mobil, geo-tekstil, soil safer, fiber drain, particle board, dan reinforcement plastic. Komoditas kenaf saat ini mendapat perhatian dari dunia industri karena semua bagian tanamannya dapat dijadikan komoditas industri yang memiliki nilai komersial tinggi. Dengan demikian pengembang-an komoditas kenaf ke depan memiliki prospek yang sangat cerah. Apalagi di era super-milenium nanti diharapkan dunia terbebas dari produk-produk yang menyebabkan pence-maran lingkungan. Tanaman kenaf merupakan tanaman yang ramah lingkungan, biomassa yang dihasilkan mudah terdegradasi dalam tanah, sehingga sangat sesuai untuk dikem-bangkan sebagai bahan baku industri. Hal ini juga ditunjang oleh gencarnya semangat untuk keselamatan lingkungan yang dikenal dengan “back to nature”.

ALAT MESIN UNTUK PENGOLAHAN BATANG KENAF

Serat kenaf merupakan salah satu bahan baku karung goni, di samping yute dan rosela. Akhir-akhir ini serat yang berasal dari serat batang dan daun lainnya dipakai un-tuk bahan penguat pembuatan door trim mobil. Hal ini disebabkan karena serat yang ber-asal dari tanaman tersebut sangat kuat, lentur, dan berbagai kelebihan lainnya dibanding dengan serat sintetis. Untuk memperoleh serat dari kulit batang, secara tradisional dilaku-kan dengan merendam batang kenaf dalam air. Pengambilan serat (ekstraksi) dilakukan dengan melepas bagian kulit batang yang telah berubah menjadi serat (seset = Jawa). Pekerjaan ini dilakukan di dalam kolam perendaman dan berbau busuk, karena itu merupa-kan pekerjaan yang kurang nyaman. Pada perendaman secara tradisional terdapat bebera-pa masalah, antara lain:

1) kebutuhan air perendaman cukup banyak dan tidak selalu dapat dipenuhi,

2) sering terjadi kontaminasi antara serat dengan bahan pemberat (tanah, batang pisang, dan lain-lain) sehingga menurunkan mutu,

3) kurang praktis karena memerlukan banyak tempat dan waktu perendaman yang lama,

4) mengakibatkan pencemaran air (Anonim, 1988; Krishnareni dan Thongsawatwong, 1993).

PROSES PENGOLAHAN KENAF MENJADI SERAT

Salah satu kendala teknis dalam mengembangkan tanaman kenaf/yute/rosela yaitu masalah pascapanen, terutama cara penyeratannya. Cara yang dipakai sampai saat ini masih konvensional yaitu dengan merendam batang ke dalam kolam perendaman selama kurang lebih 14 hari (proses retting). Proses retting dikatakan selesai atau masak kalau kulit batang kenaf telah terurai sempurna menjadi helaian serat atau serat elementer. Tahapan mengolah kulit batang kenaf menjadi serat untuk bahan karung atau material campuran pembuatan komposit meliputi: panen, perendaman, pemisahan serat dari kayu, pencucian, dan pengeringan. Perendaman merupakan tahapan terpenting dalam pengolahan serat. Ali (t.t.) menyatakan bahwa sekitar 60 persen dari jumlah tenaga kerja dan biaya dalam pengusahaan tanaman kenaf tercurah pada pengolahan serat, mulai dari panen, defoliasi (pembuangan daun), pengikatan batang-batang kenaf menjadi ikatan-ikatan, perendaman, penyeratan dan pencucian serat, pengeringan serat, dan pengebalan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *