Kajian Teknologi Pirolisis Untuk Kemajuan Industri Kimia Berbasis Biomassa, 3 Fraksi Utama Didalamnya

biomassa
Gambar Struktur biomassa lignoselulosa (Horvart, 2016)

Biomassa Mengandung Tiga Fraksi Utama

Biomassabiru.com, Jakarta – Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Prof Dr Ir Dijan Supramono, M.Sc., melakukan kajian teknologi pirolisis untuk kemajuan industri kimia berbasis biomassa.

Menurutnya, Limbah biomassa dari sektor pertanian dan kehutanan merupakan sumber biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan kimia yang berguna dan sumber energi berkelanjutan.

Bacaan Lainnya

Dalam keterangannya pada Juli 2023 yang lalu di Depok, Profesor Dijan mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak menghasilkan limbah biomassa padat dan dapat dimanfaatkan. Limbah biomassa padat tersebut seperti dari perkebunan minyak sawit sebesar 182 juta ton/tahun, produksi padi sebesar 65,5 juta ton/tahun, dan dari produksi jagung sebesar 18,8 juta ton/tahun.

“Biomassa mengandung 3 fraksi utama, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin dan setiap fraksi mengandung senyawa polimer,” ungkapnya dikutip dari Antaranews.

Ia menyampaikan, pemanfaatan ketiga komponen biomassa menjadi bahan-bahan kimia yang berguna akan lebih efisien jika ketiganya dipisahkan lebih dahulu, karena mengandung monomer-monomer dengan tipe senyawa-senyawa yang berbeda. Untuk memanfaatkan ketiga fraksi tersebut diperlukan fraksionasi dengan kondisi reaksi yang sedang (moderate).

Menurut Profesor Dijan, salah satu jenis fraksionasi yang mulai banyak digunakan adalah fraksionasi organosolv yang menggunakan pelarut organik dan katalis asam pada suhu di bawah 200°C untuk memproduksi selulosa padat, lignin padat dan monomer xilosa dari hemiselulosa.

Untuk mengarahkan pada produk tertentu, Ia mengatakan dalam menghindari terbentuknya produk samping dan meningkatkan produk bio-oil, proses pirolisis harus dilengkapi dengan katalis (pirolisis katalitik) dan dilakukan dengan waktu reaksi yg cepat (pirolisis cepat) atau gabungan keduanya.

“Dengan pirolisis cepat secara katalitik, kata dia, selulosa, hemiselulosa dan lignin masing-masing bisa dikonversi menjadi platform chemicals hidroksimetil furfural, furfural, dan fenolik,” terangnya.

Ia menambahkan, proses pirolisis merupakan proses antara (intermediatory process) untuk mengkonversi bahan polimer pada biomass padat yang tidak bernilai menjadi monomer-monomer yang kemudian bisa dikonversi menjadi bahan-bahan kimia bernilai yang bisa dimanfaatkan manusia.

Di samping mengubah bahan biomassa menjadi bio-oil yang dimanfaatkan sebagai platform chemical, proses pirolisis juga mampu mengubah biomassa menjadi char (arang) pada kecepatan pemanasan rendah dan menjadi gas.

“Char bisa digunakan sebagai umpan pada gasifikasi, sebagai bahan bakar dan karbon aktif, sedang gas bisa digunakan sebagai bahan bakar,” imbuh Profesor Dijan.

Melalui penelitiannya yang berjudul “Teknologi Pirolisis untuk Kemajuan Industri Kimia berbasis Biomassa” ini, Prof. Dijan berhasil menjadi Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *